Minggu, 07 Februari 2010

Another Story Part 9 by Diyah Kusumawati

Rachef memandang kosong lantai kayu yang sedang dipelnya. Ia tak merasakan apapun, berfikir pun tidak.Otaknya kosong. Begitu pula tubuhnya. Ia terus mengepel lantai seperti orang gila. Entah sudah berapa ember air yang ia habiskan untuk mengepel lantai. Berapa banyak cairan pel yang ia habiskan, ini bukan sesuatu yang normal. Raul yang sudah beberapa jam melihat Rachef mondar-mandir, akhirnya menghampirinya. Ia merebut alat pel tersebut dari tangan Rachef.
“hey, hentikan Rachef, ada apa denganmu?” Ujar Raul.
Rachef berjalan gontai ke arah kursi terdekat. Ia memandang Raul
“ada apa denganku?? KAU MASIH TANYA ADA APA DENGANKU??? Dengan matamu aku tau kau sudah mengetahui SEMUANYA, semua tentang GADIS BRENGSEK IDIOT itu!” teriak rachef, nafasnya putus-putus.
Raul memandangnya tajam
“ya, aku ‘melihatnya’, bagiku kau seperti buku yang mudah dibaca Rachef!”
Rachef terdiam, ia tak berkata apapun. Ia hanya memandangi tepian meja yang sudah usang.
Raul menarik sebuah kursi, mereka duduk berhadap-hadapan, dipisahkan oleh meja.
“apa maumu sekarang Rachef?” tanya Raul
Rachef mendongak, ia kaget dengan pertanyaan Raul yang begitu tiba-tiba.
“apa maksudmu Raul?”
Raul menghela nafas, ia memegang keningnya.
“kau tau maksudku Rachef!” ujarnya
Rachef terdiam
Raul melanjutkan perkataaannya
“biar kujelaskan dengan lebih gamblang, pertama, kau jatuh cinta kepada ‘Demon’ yang ditakdirkan untukmu, kedua, Duezuk tidak tahu apa-apa tentang ‘Demon’ sehingga dia juga tidak akan tahu bahwa kau adalah seorang pengendali ‘Demon’- Master ‘Demon’, ketiga, takdirmu sudah dekat!”
Rachef mengacak rambutnya.
“Rachef, kau harus mengakui bahwa Duezuk adalah seorang budak, budak untuk kaum kita, kita tak bisa mengelak dari takdir, dengarkan kata-kataku, perasaan cintamu bisa hilang ketika kau melihat sisi lain dari Duezuk, yaitu demon yang bersarang dalam tubuhnya?”
Rachef menahan nafas
“bagaimana kalau perasaan itu masih bersarang dalam hatiku biarpun dia seorang demon?”
Raul mendengus
“kau bukan didalam cerita beauty and the beast rachef, kau tidak bisa menunggu duezuk menjadi seorang manusia utuh, dia sudah tidak bisa dikembalkan karena ini adalah takdir dirinya!”
“kau tidak pernah jatuh cinta Raul, kau tidak bisa merasakan perasaan seperti ini!” Ujar Rachef marah.
Raul terdiam, lalu bangkit dari kursi.
“kau tahu Rachef, aku sama sepertimu, sebelum aku tahu bahwa diriku adalah pengendali Demon, aku adalah manusia biasa yang punya perasaan dan sekarang, akupun masih sama, manusia yang punya perasaan. Kau kira, menjadi seorang pengendali Demon akan mengubah kita menjadi jahat? Sungguh picik. Jangan kau pikir bahwa dirimu saja yang merasakan perasaan ini, atau kau saja yang menderita di dunia ini, itu pemikiran yang egois!” Raul meninggalkan Rachef yang masih terpaku.
Aku harus melakukan sesuatu, ujar Raul dalam hati. Ia melangkah menuju dapur. Dan menutup pintunya.
“aku punya pekerjaan untuk kalian?” Ujar Raul, ketika sudah berada didalam dapur yang tertutup.
Empat pasang mata menatap tajam padanya.
“aku tidak mau dilibatkan dengan masalah cinta pemuda bodoh dan gadis Demon Raul!” ujar Elroy sambil mengasah pisau dagingnya.
Seorang pemuda yang berpakaian hitam-hitam tertawa, lesung pipitnya terlihat jelas
“El, apa yang kau tau tentang cinta, itu jelas bukan bumbu penyedap!”
Elroy memberengut
“apa maumu Gen?” tanya Elroy
Pemuda yang bernama Gennadiy Maxim itu terkekeh
“tidak apa-apa, lanjutkan Raul!” ujarnya tenang
Raul berdehem.
“Perintahkan Demon kalian untuk hadir disini!” Bisik Raul.
Keempat pemuda itu mengangguk.

Continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar