Minggu, 07 Februari 2010

Another Story Part 6 by Diyah Kusumawati

Rachef memandang dinding kamar mandi, sekarang dirinya tersiram air hangat dari shower. Nyaman, itu yang ia rasakan. Air membasahi sekujur tubuhnya, ia merasakan tetesan air menusuk tubuhnya. Walaupun begitu, pikiran tentang Duezuk masih menghantui benaknya.Ia memukulkan tangannya yang terkepal ke dinding kamar mandi, ia benar-benar kesal, marah,dan muak. Ia tak mengira semuanya akan berjalan dengan berliku, sebelum Duezuk pindah ke Astoria, semuanya berjalan tenang, hidupnya benar-benar tenang. Dan semua berbeda ketika Duezuk menapakkan kaki disini, hatinya yang tidak menentu atau jantungnya yang berdebar keras ketika ia berada didekatnya. Ia kini tahu bahwa cinta adalah kata yang tidak mungkin bagi dirinya.Cinta tidak berakibat baik bagi dirinya, tidak seperti teman-temannya yang bisa tersenyum bodoh dan bercumbu dengan orang yang mereka sukai di gudang olahraga sekolah. Berkencan, menonton bioskop, mengendap-endap ke kamarnya dan memberikan ciuman-ciuman panas, semua itu hal yang tidak bisa dilakukan oleh Rachef Lou. Tidak dengan seorang Duezuk Chavenkov. Karena ia mencintai orang yang sudah ditakdirkan menjadi 'budak'nya. Ya Tuhan, ini benar-benar tidak adil. 'Budak', benar-benar kata yang menjijikan baginya. Ia tidak menginginkan ini, ia tidak ingin Duezuk mencium ujung jempol kakinya untuk menghamba, ia tidak ingin Duezuk melakukan hal apapun untuknya, ia tidak menginginkan Duezuk rela mati untuknya, yang Rachef inginkan adalah "waktu" itu tidak datang, tapi mustahil. Ia ingin melarikan Duezuk ketempat dimana tak seorang pun bisa menjamahnya, hanya ada dia dan Duezuk, tapi sekali lagi hal itu tidak mungkin.
Continue...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar