Minggu, 06 Desember 2009

i like it yooo yooo yoooo part 2...


Nah, kalo mau ngebandingin antara F4 ala Taiwan, Jepang, ama Korea Selatan... Secara pribadi sih lebih milih yang dari Korea. Karena mungkin lebih fresh, lebih muda (hahahaha), dan lebih ganteng,,, hahahahahah. Menurut gw F4 korea selatan itu berkiblat dari F4 taiwan, karena punya kemiripan tampang (coba lihat gambar). Pertama, Goo Jun Pyo sama Tao Ming Tse, mirip bener kan, secara body ama muka juga. Kalo Ji hoo senbei ama Hua ce lai, gak mirip, cuma rambut doang emg pirang, sama juga ama si Hanazawa Rui karena emang karakter di manga juga gitu. Yang wajahnya palling mirip adalah Yi Juung sama Sie Men,,, mirip bangetsssssss, mukanya, cocok deh jadi adik kakak. Wo Bin ama Mei cuo juga gak kalah mirip mukanya. Kalo mau dibikin urutan (ini penilaian secara pribadi lhooo)
Nomer 1 F4 korea
Nomer 2 F4 Taiwan
Nomer 3 F4 Jepang
Hehehehe... jujur belum nonton ampe tamat yang Hana Yori Dango.Mungkin musti minjem dvdnyah... hahahahhaha...
Manganya juga belum pernah baca tuh... ya ampun gw ketinggalan zaman banget ya.. >.<
Mudah-mudahan ada lanjutannya BBF 2, soalnya belum puas kalo belum ada resepsi kawinannya Goo Jun Pyo ama Geum Jan Di... hehehehehehe
*teriak* AKU SUKA F4 KOREAAAAAAAAAA.....

i like it yooo yooo yoooo



Ya ampuuuunnnnnn,,, ampe sekarang pun masih jadi gila gara-gara nih drama... kalo mau dikasih jempol, semuanyah deh buat Boys before flower (sebenernya masih bingung, sebenernya boys before flower ato boys over flower????). Pertama kali liat ya di indosiar, bela-belain melek tuh mata ampe malem, tapi karena keseringan kelewatan episodenya, jadi sebel karena kagak ngarti jalan ceritanya. Uuuhhhhh.... Terus jadi kagak tau endingnya gimana... uhhhh...Pengen minjem dvd ama temen, tapi kagak asik kalo kagak di dubbing bahasa indonesia (karena udin biasa melihat drama dubbing, jadinya dikuping tuh enakan denger bahasa ibu pertiwi,,, halaaaaahh). Biarpun ditayang ulang jadi sore oleh indosiar, tetep aja kelewatan... ihhhhhhhhh. Akhirnya ada orang baik yang minjemin dvdnya... horeeeee (walaupun sub titlenya agak gak enak dibaca..>.<)...
Dua hari gw abisin buat ngeliat tuh dvd yang punya episode 25 (ampe mata sepet liatnya...) Ya alloh beneran bikin addicted... seneng bangetttttt nontonyahhhhhh... Akhirnya tau endingnyah gimana... Duhhhhh... jadi ngefans bener ama semuanyah, terutama wo bin aka kim joon... walaupun aktingnya jarang banget tapi entah kenapa tetep demen (sama kayak kasus gw nonton meteor garden, demen ama mei chuo aka Vaness wu).
(to be continued...)

i'm the new elf?????


Hufff, gara-gara selalu liat pilm-pilm korsel, eh terus gooling artis n penyayi2nyahhh... eh terus nemu dah si suju ini a.k.a super junior...
waduuuhhhhhh.... awalnya gak ngerti ini apaan sih? kok orangnya banyak benerrrr... trus mukanya 'begitu' semua dah... mangsudnya bishounen bgttssss...
eh terus karena saking penasaran cari2 dah info di web, trus nanya2 ketemen..cekakak-cekikik ngeliatin muka-mukanya plus video nyah.... Entah kenapa walaupun jarang beredar di pertelevisian indonesia, buanyakkkkkkkkkk bener fansnyahhhhhhhh yg menamakan diri mereka dengan E.L.F (EverLastingFriend)... ya alloh, gw aja baru tahuuuuuuuuu.....
Sebenernyah rada jijay juga ngeliat gayanya yg imut-imut gimana gituuuuu,,,,
dan sekarang gara-gara keseringan ngeliatnyah sambil ketawa cekikikan,,, eh baru engeh kalo salah satu personilnyah itu pernah maen di drama korsel yang gw demenin, 18 VS 29 yang jadi kang bong man junior... aduuuhhhh itu kan cakep benerrrrrrrr tampangnyahhhhaahahahaa.... trus gimana dong????? gak mau kena karma gara2 ngatain mereka eh lama2 jadi demen... (saat ini sih cuma demen ama siwon ajahhhh,, nyiahahahhaa)... ya kita liat aja dah kelanjutannya (apa coba).... pokoknya demen ama siwon aja deh.... hehehehehe...

sumber gambar diperoleh dari: http://www.showimg.com/star/r11722296722169/big/super-junior-011-247371.jpg

Another Story Part 5 by Diyah Kusumawati

Another Story
Part 5
by Diyah Kusumawati
xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Rachef sudah berada di depan Shut Up and Eat, dengan tubuh yang basah kuyup oleh hujan, saat ini pun hujan masih terus turun. Ia membuka pintu, melangkah masuk, terdengar bunyi lonceng di atas pintu. Tampak olehnya meja-meja yang kosong, mungkin orang-orang jarang mampir kesini karena hujan, pikirnya. Ia berjalan, tetesan air menetes ke lantai kayu restoran itu. Suasana di dalam sana cukup hangat dan harum roti yang baru dipanggang terkuar di udara.
"rachef kau kah itu?" seseorang dari balik meja bar memanggilnya.
Rachef mendatanginya "ya,ini aku, Raul!" Rachef berjalan mendekati meja bar
Tampak sesosok pria bercelemek sedang menuangkan kopi ke dalam gelas, pria itu tampan, rambutnya yang berwarna coklat diikat ke belakang, ia menggunakan anting di salah satu telinganya.
"kau basah kuyup, dan mengotori lantaiku!" ujarnya sambil tersenyum
Rachef menunduk "maaf!"
Raul tertawa "mandilah, di belakang ada baju ganti, kau bisa memakainya, dan setelah itu kau bisa mengepel lantainya!"
Tanpa memprotes Rachef berjalan ke pintu belakang.
Raul memandangnya dengan tatapan sedih, lalu melanjutkan pekerjaannya.
"ada apa dengannya?" ujar seseorang dari dapur
Raul menoleh ke arah si penanya
"yah bisa ditebak kenapa, kurasa kau sudah tau Elroy!"
Elroy pemuda berperawakan tinggi sekitar 180an, dengan mata biru laut, sedang memanggang roti. Ia salah seorang koki di Shut Up and Eat, ia mengenakan pakaian khas koki berikut topinya.
"aku tidak 'menggunakannya' untuk masalah pribadi seseorang raul, tapi semua tentang rachef aku benar-benar ingin tahu!" ujarnya sambil memasukkan loyang berisi roti daging kedalam oven.
Raul tertawa, "kau benar-benar mencintainya rupanya!"
"hey, aku bukan homo, maksudku ia sangat ceroboh dan benar-benar harus diperhatikan raul!" ujarnya sambil menatap serius
"yah, kurasa kau benar, ngomong-ngomong dimana Fakhir?"tanya Raul
"tadi aku menyuruhnya belanja, mungkin sedang berteduh di suatu tempat, kau tau kan Fakhir tidak suka hujan?"
Raul terkekeh "benar-benar hari yang parah untuknya, kurasa!"

------------------------------------------------------------------------------------------------

Another Story Part 4 by Diyah Kusumawati

Another Story
Part 4
by Diyah Kusumawati
xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Rachef tahu diluar gerimis masih turun, tapi ia nekat untuk keluar dari rumah duezuk. Ia tahu duezuk akan mengatakan apa, dia amat sangat tahu. Tapi ia benar-benar tak ingin mendengarnya, ia tak ingin mendengar kenyataan tentang Duezuk Chavekov. Rachef berlari menyusuri jalan ditengah gerimis yang terus turun.
"Arrrrggggggggg"ia berteriak ditengah gerimis, sambil terus berlari.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Rachef terus berlari membelah hujan,ia tak peduli tubuhnya basah oleh titik-titik hujan. Ia merasa marah, kecewa, sekaligus muak. Dia benci hal ini, benar, benar benci.
Dan seorang Duezuk chavenkov bisa membuatnya seperti ini,andaikan ia tak pernah bertemu dengan Duezuk, tentunya hal ini tidak menyulitkannya. Masalahnya adalah bukan hanya pada dirinya ataupun Duezuk sendiri, Rachef tahu kalau mereka berbeda, tapi bukan itu, melainkan keselamatan jiwanya sendiri. Perasaannya terhadap gadis itu sudah teramat dalam. Walaupun ia terlihat tidak peduli terhadap duezuk ,tapi ia memang harus bersikap seperti itu. Karena ia amat peduli dengannya. Cinta.... orang menyebutnya demikian.
Rachef menyadari ia hanyalah seorang remaja yang sedang merasakan jatuh cinta. Tapi tidak cinta seperti ini yang ia harapkan. Cintanya terhadap duezuk tidak mempunyai masa depan bahkan ketika ia belum memulai sebuah hubungan.
Menderita, itu yang dirasakan oleh Rachef.
Sekarang ia benar-benar menderita karena cinta yang ia benci.
Rachef terus berlari, seolah dengan berlari ia dapat menghapus keberadaan Duezuk dari benaknya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(to be continued)...

Another Story Part 3 by Diyah Kusumawati

Another Story
Part 3
by Diyah Kusumawati
xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Duezuk memandang Rachef yang saat ini sedang menyelonjorkan kakinya sambil medesah panjang.
"taukah kau Du, kopi tak membuatku tahan untuk tidak tidur, percayalah minum seberapa gelas pun bagiku sama saja, kalau sudah mengantuk, ya tidur!" ujar Rachef sambil memejamkan matanya.
Duezuk masih memandangnya, ia sedikitpun tak menyimak kata-kata rachef, ia terlalu sibuk memandangi rachef.
"Rach, kau tadi ke Shut Up and Eat kan?” duezuk bertanya dengan nada serius.
Rachef membuka matanya “hem!”
Duezuk bergerak-gerak gelisah di kursinya, seakan-akan ada timbunan lem di kursi yang ia duduki sekarang.
“memang kenapa? Kau sepertinya ingin tahu tentang tempat itu?” tanya rachef, sekarang ia bangkit dari tidurnya.
Duezuk menghela nafas “menurutku tempat itu mengerikan?”
Rachef memandang Duzeuk heran.
“astaga,itu kan cuma restoran Du, restoran, tempat dimana kau makan,minum, dan mengobrol, dibagian mananya yang mengerikan, aku tak paham!" seru rachef
Duezuk tertunduk, "ku jelaskan juga kau tak akan paham!" ujarnya sambil bangkit dari kursi.
"hei, kau kira aku sebodoh itu, kau tahu, aku mendapat C+ untuk ujian fisika hari ini, bayangkan C+, berapa banyak orang sih yang mendapat C+ sepertiku, bahkan orangtuaku sudah menyiapkan turkey untuk menu makan malam!" Ujar Rachef berapi-api
Duezuk mendengus "dasar idiot, kau satu-satunya orang yang mendapat C+, sedangkan yang lain mendapat B, dan aku mendapat A!"
Rachef mengigit bibirnya "yeah,, aku bangga mendapat C+!"
"tapi hey, aku benar-benar tak mengerti kenapa kau berfikir Shut Up and Eat adalah tempat yang menakutkan, kau tahu Duezuk Chavenkov, aku lahir di sini, dan restoran itu sudah ada sebelum aku lahir, kau tahu betapa tuanya itu dan itu sudah menjadi bagian dari Astoria!"
Duezuk terdiam.
Rachef menambahkan "kau belum lama tinggal disini, kenapa pula kau bisa menyimpulkan bahwa Shut Up and Eat adalah tempat yang menakutkan, restoran ini adalah bagian dari Astoria, bahkan, kata buyutku-kalau dia tak salah ingat, John Jacob Astor pernah makan siang disana?"
Duezuk memutar bola matanya "John Jacob Astor itu hidup pada tahun 1800an, kukira Shut Up and Eat tidak setua itu!"
Rachef memandangnya "ya sudah kalau kau tidak percaya, kau ini aneh, menyebut-nyebut menyeramkan, padahal kau belum pernah mencoba untuk menginjakkan kaki kesana!"
Duezuk memandang Rachef sedih
"a... aku tak bisa menceritakannya!" ujarnya lirih
Rachef menghela nafas "kau benar-benar aneh deh, belum lagi buku yang kau baca 'Lycanthopy', kita sudah cukup besar untuk tidak mempercayai mitos!"
Duezuk memandangnya tajam "bagaimana kalau sebuah mitos itu ternyata benar?"
Rachef tertawa sinis "yeah, aku percaya kalau Santa akan datang saat natal nanti, atau peri gigi akan mengambil gigiku yang tanggal dan menukarnya dengan hadiah, atau saat bulan purnama tiba, jangan keluar kamar karena para werewolf menunggumu di pintu depan, bagus, aku sangat mempercayainya hingga ingin tertawa!"
Duezuk terdiam
"coba pikirkan, apakah kau pernah menemukan santa di cerobong asapmu?atau kau mendapat hadiah dibawah bantalmu, kalaupun ada, mereka adalah manusia, orangtuamu yang memberikan hadiah saat natal!" seru rachef
"aku tidak pernah mendapat hadiah dari santa!" katanya
"nah, itu maksud ku, kau tidak pernah menerima hadiah dari santa, karena santa tidak pernah ada!" Rachef bergerak mendekat ke arah Duezuk.
"aku tidak bermaksud menyinggungmu, tapi kau mengatakan hal yang tidak masuk akal, kau bahkan tidak punya bukti!" ujarnya lagi
"aku benar-benar ingin kau tahu rach, tapi aku tak mungkin mengatakannya!" duezuk memandang tepat ke mata hijau rachef
"apa?kau ingin mengatakan apa? bahwa kau seorang peri? atau kau seorang vampir?sungguh tak lucu"Rachef berbalik ke arah pintu
"sepertinya hujan sudah reda, aku harus pulang, bye!" ia berjalan ke luar tanpa menoleh sedikitpun kearah dueuk yang masih berdiri mematung di tempatnya.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Another Story Part 2

Another Story
Part 2
by Diyah Kusumawati
xxxxxxxxxxxxxxxxxx

"errrr... apa ini?" tanya Duezuk ketika Rachef mengangsurkan bungkusan kertas coklat kepadanya
"Shut Up and Eat Hot dog, aku membelinya untukmu, ambilah!"
Duezuk memandang bungkusan itu, mengamatinya dari berbagai sudut. Perlahan-Lahan ia mengulurkan jari telunjuknya ke arah bungkusan itu
"HEY, kau kira ini kotoran,cepat ambil bodoh!" Rachef memaksakan bungkusan itu ke tangan duezuk.
Duezuk memandang bungkusan itu
"Rachef, kau yakin? maksudku apa kau tau aku suka hotdog atau tidak?" tanyanya
Rachef memutar bola matanya "semua orang suka Hot Dog, percayalah itu bukan daging manusia, itu 100% sapi!"
"bukan begitu maksudku, yeah, aku suka hotdog, tapi?" Duezuk memandang Rachef tegang
"tapi?" tanya rachef curiga
"masuklah ke rumah, a... aku akan buatkan kopi!" ajak Duezuk sambil melangkah ke dalam
"kau tak menanyakan aku suka kopi atau tidak, tapi yeahhh, aku suka kopi!" ia mengekor Duezuk kedalam.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rachef memandang sebuah lukisan yang menempel di dinding, ia tak paham dengan apa yang dilihatnya. Dari sudut manapun yang tampak dimatanya hanyalah goresan tinta hitam yang morat-marit. Abstrak, pikir Rachef. Lalu matanya beralih ke sebuah sofa yang nyaman di dekat perapian
"hey, kau tak keberatan jika aku duduk di sofa kan?" Serunya
Duezuk tidak menoleh,ia terus berjalan menuju dapur.
"yah, anggap saja rumah sendiri!" seru duezuk dari arah dapur
Rachef duduk di sofa cokelat yang nyaman itu, perapiannya menyala. Ia tahu di luar cukup dingin.
Ia menyandarkan kepala pada bantalan sofa. Di meja tampak sebuah buku yang tergeletak begitu saja. Ia membaca cover depannya,
' Lycanthropy oleh Amanda Bites' begitu yang tertulis.
Rachef mengerutkan kening sembari mengambil buku itu.Ia tak paham mengapa Duezuk tertarik dengan hal ini atau mungkin juga ini bukan miliknya. Ia mengendikkan bahu, lalu mulai membuka halaman pertama. Dibagian bawah halaman tertulis,
'Untuk Duezuk, semoga kau selalu mengingatku, Salam sayang Alexiel Lorraine'
"Alexiel" gumam rachef, siapa orang itu? pacar duezuk? pikiran itu membuatnya mendengus, tak mungkin ia punya pacar.
Ia melempar buku itu ke meja, merasa tidak senang untuk membacanya.
"hey ini kopinya!" Duezuk mengangsurkan segelas kopi ke hadapan rachef, ia menerimanya sambil memandang sinis "trims" katanya.
"kopi ini dari sumatera, enak sekali!" ujar duezuk sambil menyeruput kopinya.
Rachef memandang kopi hitam pekat di gelasnya
"dari mana kau tahu aku suka kopi tanpa susu?" tanya rachef.
Duezuk tersenyum "aku tak tahu kau suka kopi hitam atau tidak, tapi aku suka kopi hitam tanpa susu!"
"kau seperti dapat membaca pikiranku saja!" gerutu rachef
Dalam diam mereka menikmati kopi masing-masing.
Di luar hujan mulai turun, Duezuk memandang keluar jendela
"hujan" bisiknya
Rachef memandang keluar "dan membuatku merasakan kantuk" jawabnya sambil menguap

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
(to be continued)

Sabtu, 05 Desember 2009

Another Story Part 1 by Diyah Kusumawati

Jalanan tampak ramai oleh lalu lalang kendaraan dan orang-orang yang menyeberang jalan. Duezuk Chavenkov, seorang gadis yang baru pulang sekolah memandang ke seberang jalanan itu. Ia berdiri mematung, matanya terpaku dengan sesuatu yang mungkin menurutnya sangat penting. Ia melongok, melompat-lompat.sesekali mengusap bawah bibirnya. Ini sungguh aneh. Ada apa sebenarnya dengannya?
"hei idiot, apa yang kau lakukan disini?" seseorang dengan jaket merah dan bercelana jeans belel yang dikenali Duezuk sebagai Rachef Lou anak kelas 10 disekolahnya menyapanya dengan pandangan aneh.
"idiot?kau yang idiot bodoh, bukan urusanmu!" matanya beralih antara sesuatu di seberang jalan dan Rachef Lou. Rachev mencibirkan bibirnya yang berhiaskan tindikan anting diujung sebelah kanan bibirnya.
"kau lapar ya?"tanyanya sambil memandang ke seberang, kemana arah pandangan Duzeuk menuju. duezuk mendongak ke arah Rachef ( Rachef terlalu tinggi sehingga Duezuk harus memaksa kepalanya untuk mendongak, Tuhan sungguh tidak adil bukan?) Ia memonyongkan bibir.Rachef tertawa "benar-benar idiot, kalau kau lapar kenapa kau tak berlari ke Shut Up and Eat yang berada tepat didepan matamu?" Rachef memandanganya. Mata mereka bertemu. Hijau, Duezuk memandang mata Rachef yang hijau sehijau daun mint yang masih muda.
"errrr...!" Duezuk menunduk memandangi sepatunya yang sudah robek.
"oh astaga, jangan katakan Du...!" Rachef mengelengkan kepalanya.
"hei, aku punya uang sialan!" Duezuk memukul lengan Rachef yang keras, sehingga pukulannya hanya mengakibatkan tanganya sakit.
Rachef terkekeh
"lalu, apalagi, err... kau tidak suka menunya?" tanyanya
Duezuk mengendikkan bahu
"aku tak pernah kesana, kau tau Rachef, desas-desus itu?"
Rachef mengerutkan kening
"desas-desus apa? apa mereka menggunakan daging manusia di dalam burgernya?"
Duezuk menjulurkan lidah, jijik
"bukan bodoh, bukan itu!" ia menghela nafas
"sudahlah, aku pulang, sampai bertemu Rach!" ia berlari meninggalkan Rachef yang masih berdiri.
"dasar gadis yang aneh!" lalu ia menyeberang jalan dan masuk ke Shut Up and Eat.

^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
to be continued