Part 4
by Diyah Kusumawati
xxxxxxxxxxxxxxxxxx
Rachef tahu diluar gerimis masih turun, tapi ia nekat untuk keluar dari rumah duezuk. Ia tahu duezuk akan mengatakan apa, dia amat sangat tahu. Tapi ia benar-benar tak ingin mendengarnya, ia tak ingin mendengar kenyataan tentang Duezuk Chavekov. Rachef berlari menyusuri jalan ditengah gerimis yang terus turun.
"Arrrrggggggggg"ia berteriak ditengah gerimis, sambil terus berlari.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Rachef terus berlari membelah hujan,ia tak peduli tubuhnya basah oleh titik-titik hujan. Ia merasa marah, kecewa, sekaligus muak. Dia benci hal ini, benar, benar benci.
Dan seorang Duezuk chavenkov bisa membuatnya seperti ini,andaikan ia tak pernah bertemu dengan Duezuk, tentunya hal ini tidak menyulitkannya. Masalahnya adalah bukan hanya pada dirinya ataupun Duezuk sendiri, Rachef tahu kalau mereka berbeda, tapi bukan itu, melainkan keselamatan jiwanya sendiri. Perasaannya terhadap gadis itu sudah teramat dalam. Walaupun ia terlihat tidak peduli terhadap duezuk ,tapi ia memang harus bersikap seperti itu. Karena ia amat peduli dengannya. Cinta.... orang menyebutnya demikian.
Rachef menyadari ia hanyalah seorang remaja yang sedang merasakan jatuh cinta. Tapi tidak cinta seperti ini yang ia harapkan. Cintanya terhadap duezuk tidak mempunyai masa depan bahkan ketika ia belum memulai sebuah hubungan.
Menderita, itu yang dirasakan oleh Rachef.
Sekarang ia benar-benar menderita karena cinta yang ia benci.
Rachef terus berlari, seolah dengan berlari ia dapat menghapus keberadaan Duezuk dari benaknya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(to be continued)...
"Arrrrggggggggg"ia berteriak ditengah gerimis, sambil terus berlari.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Rachef terus berlari membelah hujan,ia tak peduli tubuhnya basah oleh titik-titik hujan. Ia merasa marah, kecewa, sekaligus muak. Dia benci hal ini, benar, benar benci.
Dan seorang Duezuk chavenkov bisa membuatnya seperti ini,andaikan ia tak pernah bertemu dengan Duezuk, tentunya hal ini tidak menyulitkannya. Masalahnya adalah bukan hanya pada dirinya ataupun Duezuk sendiri, Rachef tahu kalau mereka berbeda, tapi bukan itu, melainkan keselamatan jiwanya sendiri. Perasaannya terhadap gadis itu sudah teramat dalam. Walaupun ia terlihat tidak peduli terhadap duezuk ,tapi ia memang harus bersikap seperti itu. Karena ia amat peduli dengannya. Cinta.... orang menyebutnya demikian.
Rachef menyadari ia hanyalah seorang remaja yang sedang merasakan jatuh cinta. Tapi tidak cinta seperti ini yang ia harapkan. Cintanya terhadap duezuk tidak mempunyai masa depan bahkan ketika ia belum memulai sebuah hubungan.
Menderita, itu yang dirasakan oleh Rachef.
Sekarang ia benar-benar menderita karena cinta yang ia benci.
Rachef terus berlari, seolah dengan berlari ia dapat menghapus keberadaan Duezuk dari benaknya.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(to be continued)...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar